Sabtu, 23 Mei 2009

TUGAS UTS FILSAFAT

RESUME PERKULIAHAN FILSAFA ILMU DAN METODE BERFIKIR

Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapatdi pisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.

Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu dianggap sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan dan kenyamanan hidup. Kini ilmu telah tercerabut dari nilai luhur ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahi lterjadi, ilmu dan teknologi menjadi bencana bagi kehidupan manusia, seperti pemanasan global dan dehumanisasi.

Ilmu dan teknologi telah kehilangan rohnya yang fundamental, karena ilmu telah mengurangi bahkan menghilangkan peran manusia, dan bahkan tanpa disadari manusia telah menjadi budak ilmu dan teknologi.

PENGERTIAN FILSAFAT

Makna Filsafat dari Segi Bahasa

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.

Filsafat berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari segala ilmu pengetahuan.

Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta philosophy (Inggris).

Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (menjadikatasifat) bisaberarti teman kebijaksanaan (menjadi katabenda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan.

Phytagoras (572-497 SM) ditahbiskan sebagai orang pertama yang memakai kata philosopia yang berarti pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri.

Plato (427-347 SM) mengartikannya sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang hakiki lewat dialektika

Aristoteles (382-322 SM) mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang kebenaran.

Al-Farabi (870-950 ) mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan hakekat alam yang sebenarnya.

Descartes (1590-1650) mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentangtuhan, alam dan manusia.

Immanuel Kant(1724 –1804) mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan. Menurut Kant ada empat hal yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa yang dapat manusia ketahui? (metafisika), apa yang seharusnya diketahui manusia? (etika), sampai dimana harapan manusia? ( agama) dana pakah manusia itu? (antropologi)

Merriam-Webster dalam kamusnya filsafat adalah literally the love of wisdom, in the actual usage, the science that investigates the most general facts and prinsciplesof reality and human nature and conduct: logic, ethics, aesthetics and the theory of knowledge.

Pendekatan Pendekatan Filsafat dalam Memperoleh Ilmu

Ø Pada zaman Plato sampa ipada masa Al-Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan tidak ada. Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasai semua ilmu pengetahuan.

Ø Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan ilmu yang didukung oleh teknologi.

Ø Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit dibandingkan dengan wilayah kajian ilmu. Sehingga ada anggapan filsafat tidak dibutuhkan lagi. Filsafat kurang membumi sedangkan ilmu lebih bermanfaat dan lebih praktis.

Ø Padahal filsafat menghendaki pengetahuan yang komprehensif yang luas, umum, danuniversal dan hal ini tidak dapat diperoleh dalam ilmu.Sehingga filsafat dapat ditempatkan pada posisi dimana pemikiran manusia tidak mungkin dapat dijangkau oleh ilmu.

Ø Ilmu bersifat pasteriori (kesimpulan ditarik setelah melakukan pengujian secara berulang), sedangkan filsafat bersifat priori (kesimpulan ditarik tanpa pengujian tetapi pemikiran dan perenungan).

Ø Keduanya sama-sama menggunakan aktivitas berfikir, walaupun cara berfikirnya berbeda. Keduanya juga sama-sama mencari kebenaran. Kebenaran filsafat tidak dapat dibuktikan oleh filsafat sendiri tetapi hanya dapatdi buktikan oleh teori keilmuan melalui observasi ataupun eksperimen untuk mendapatkan justifikasi.

Ø Filsafat dapat merangsang lahirnya keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang melahirkan ilmu-ilmu.

Ø Hasil kerja filosofis dapat menjadi pembuka bagi lahirnya suatu ilmu, oleh karena itu filsafat disebut juga sebagai induk ilmu (mother of science).

Ø Untuk kepentingan perkembangan ilmu, lahir disiplin filsafat yang mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai filsafat ilmu pengetahuan.

Ciri Filsafat

Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah:

a. Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar permasalahannya.

b. Sistematik, berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggungjawab.

c. Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu
tetapi mencakup seleuruh aspek.

d. Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya.

Cabang Filsafat

Filsafat mengkaji lima cabang utama yaitu:

1. Logika (hal yang benar dan salah)

2. Etika (hal yang baik dan buruk)

3. Estetika (hal yang indah dan jelek)

4. Metafisika (hakekat keberadaan zat, pikiran, da nkaitannya

5. Politik (organisasi pemerintahan yang ideal)

Kelima cabang ini berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang lebih spesifik.

Cabang-cabang filsafat lainnya

[ Epistemologi (filsafat pengetahuan)

[ Etika (filsafat moral)

[ Estetika (filsafat seni)

[ Metafisika

[ Politik (filsafat pemerintahan)

[ Filsafat Agama

[ Filsafat Ilmu

[ Filsafat Pendidikan

[ Filsafat Hukum

[ Filsafat Sejarah

[ Filsafat Matematika

Pengertian Filsafat Ilmu

Ø Filsafat Ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengtahuan ilmiah).

Ø Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan).

Ø Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)

METAFISIKA

Metafisika berasal dari bahasa Yunani meta (sesudah sesuatu atau di balik sesuatu) dan pysika (nyata, konkret dan dapat diukur dan dijangkau panca indera). Nama ilmunya Ontologi. Jadi Ontologi adalah ilmu yang mengkaji tentang sesuatu di balik yang fisik atau sesuatu sesudah yang fisik.

Metafisika dapat digunakan sebagai studi atau pemikiran tentang sifat pemikiran tentang sifat tertinggi atau terdalam dari keadaan atau kenyataan yang tampak nyata dan variatif. Hubungan antara metafisika dengan filsafat ilmu dapat diibaratkan seperti hubungan dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan meski gampang dibedakan. Filsafat ilmu memperbincangkan persoalan metafisika lebih karena hampir tidak ada satu ilmupun yang terlepas dari persoalan metafisika.

Secara umum metafisika dibagi atas metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum sering diistilahkan dengan ontologi. Metafisika umum memiliki cabang atau aliran yaitu idelisme, materialisme dan naturalisme. Idealisme adalah faham aliran yang berusaha memahami materi atau tatanan kejadian-kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu sampai pada hakikatnya yang terdalam. Materialisme adalah sebuah paham yang menganggap bahwa materi merupakan wujud segala eksistensi. Naturalisme adalah suatu paham yang memandang bahwa apa yang dinamakan kenyataan adalah segala sesuatu yang bersifat kealaman.

Metafisika khusus adalah cabang filsafat yang mengkaji dan membicarakan tentang alam, tuhan, dan manusia. Yang menjadi pokok kajian metafisikan khusus yaitu kosmologi, teologi, dan antropologi.

PENGETAHUAN DAN KEBENARAN

¥ Dalam Encyclopedia of Philosophy, pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).

¥ Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui. Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf, mengerti, benar dan pandai.

¥ Pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar maka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan atau kontradiksi.

¥ Pengetahuan merupakan hasil suatu proses atau pengalaman yang sadar.

¥ Pengetahuan (knowledge) merupakan terminology generic yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran, pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan.

¥ Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah:

1. Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup

2. Mengembangkan arti kehidupan

3. Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.

4. Mencapai tujuan hidup.

¥ Binatangpun mempunyai pengetahuan, tetapi hanya sekedar atau terbatas untuk melangsungkan hidup (tujuan survival).

Jenis Pengetahuan Pengetahuan

Ø Pengetahuan biasa (common sense) yang digunakan terutama untuk kehidupan sehari-hari, tanpa mengetahui selukbeluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.

Ø Pengetahuan ilmiah atau Ilmu, adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara khusus, bukan hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam dan luas untuk mengetahui kebenarannya, tetapi masih berkisar pada pengalaman.

Ø Pengetahuan filsafat, adalah pengetahuan yang tidak mengenal batas, sehingga yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar dan diatas pengalaman biasa.

Ø Pengetahuan agama, suatu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para Nabi dan Rosul-Nya. Pengetahuan ini bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.

Gejala Mengetahui

> Pada suatu saat, manusia ingin mengetahui sesuatu tentang dirinya, dunia sekitarnya, orang lain, yang baik dan yang buruk, yang indah dan jelek, dan macam-macam lagi.

> Jika ingin mengetahui sesuatu, tentu ada suatu dorongan dari dalam diri manusia yang mengajukan pertanyaan yang perlu jawaban yang memuaskan keingin tahuannya. Dorongan itu disebu trasa ingin mengetahui.

> Sesuatu yang diketahui manusia disebut pengetahuan. Pengetahuan yang memuaskan manusia adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang tidak benar adalah kekeliruan. Keliru seringkali lebih jelek dari pada tidak tahu. Pengetahuian yang keliru dijadikan tindakan/perbuatan akan menghasilkan kekeliruan, kesalahan dan malapetaka.

> Sasaran atau objek yang ingin diketahui adalah sesuatu yang ada, yang mungkin ada, yang pernah ada dan sesuatu yang mengadakan. Dengan demikian manusia dirangsang keingintahuannya oleh alam sekitarnya melalui indranya dan pengalamannya.

> Hasil gejala mengetahui adalah manusia mengetahui secara sadar bahwa dia telah mengetahui

Kelompok Manusia Manusia

¥ Manusia tahu, bahwa ia tahu

¥ Manusia tahu, bahwa ia tidaktahu

¥ Manusia tidak tahu, bahwa ia tahu

¥ Manusia tidak tahu, bahwa ia tidak tahu.

Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh manusia itu sebenarnya baru ada, kalau manusia itu sudah mengambil kesimpulan dari berbagai pengalamannya bahwa objek yang ingin diketahuinya itu sudah benar-benar diketahui.

Pengetahuan lmiah

Ø Pengetahuan Ilmiahatau Ilmu (Science) pada dasarnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan sehari-hari yang dilanjutkan dengan suatu pemikiran cermat dan seksama dengan menggunakan berbagai metode.

Ø Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif yang bertujuan untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap gejala dan fakta melalui observasi, eksperimen dan klasifikasi.

Ø Ilmu harus bersifat objektif, karena dimulai dari fakta, menyampingkan sifat kedirian, mengutamakan pemikiran logic dan netral.

Berbagai Pengertian Ilmu

[ Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis.

[ Paul Freedman dalamThe Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dancermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.

[ S.Hornby mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta.

[ Poincare, menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang tersembunyi.

Hakekat Pengetahuan

Ada dua teori yang digunakan untuk mengetahui hakekat Pengetahuan:

1. Realisme, teori inimempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata.

2. Idealisme, teori ini menerangkan bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental/psikologis yang bersifat subjektif. Pengetahuan merupakan gambaran subjektif tentang sesuatu yang ada dalam alam menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengalami dan mengetahuinya. Premis pokok adalah jiwa yang mempunyai kedudukan utama dalam alam semesta.

Sebenarnya realisme dan idealisme mempunya ikelemahan-kelemahan tertentu.

SUMBER ILMU PENGETAHUAN

Ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:

1. Empirisme, menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman (empereikos= pengalaman). Dalam hal ini harus ada 3 hal, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahu i(objek) dan cara mengetahui (pengalaman). Tokoh yang terkenal: John Locke (1632 –1704), George Barkeley (1685 -1753) dan David Hume.

2. Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung olehf akta empiris. Tokohnya adalah Rene Descartes (1596 –1650, Baruch Spinoza (1632 –1677) danGottried Leibniz (1646 –1716).

3. Intuisi. Dengan intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses pernalaran tertentu. Henry Bergson menganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal.

4. Wahyu adalah pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hambanya yang terpilih untuk menyampaikannya (NabidanRosul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.

Ukuran Kebenaran

Ø Berfikir merupakan suatu aktifitas manusiauntuk menemukan kebenaran.

Ø Apa yang disebut benar oleh seseorang belum tentu benar bagi orang lain.

Ø Oleh karena itu diperlukan suatu ukuran atau criteria kebenaran.

Ø Ada tiga jenis kebenaran yaitu: kebenaran epistemology (berkaitan dengan pengetahuan), kebenaran ontologis (berkaitan dengan sesuatu yang ada atau diadakan), dan kebenaran semantic (berkaitan dengan bahasa dan tutur kata)

Ø Ada 4 teori kebenaran: yaitu teori Korespondensi, TeoriKoherensi, Teori Pragmatisme, dan Teori Kebenaran Illahiah atau agama.

Ø Ketiga teori pertama mempunyai erbedaan paradigma. Teori koherensi mendasarkan diri pada kebenaran rasio, teori korespon densi pada kebenaran faktual, dan teori fragmatisme fungsiona lpada fungsi dan kegunaan kebenaran itu sendiri.

Ø Tetapi ketiganya memiliki persamaan. Yaitu pertama, seluruh teori melibatkan logika, baik logika formal maupun material (deduktif dan induktif), kedua melibatkan bahasa untuk menguji kebenaran itu, dan ketiga menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran itu.

1. Teori Korespondensi

[ Teori korespondensi (Correspondence Theory of Truth) menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan/pendapat dengan objek yang dituju/dimaksud oleh pernyataan/pendapat tersebut.

[ Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual.

[ Dengan demikian ada lima unsure yang perlu yaitu pernyataan (statement), persesuaian (agreement), situasi (situation),kenyataan (realitas) dan putusan (judgement). Kebenaran adalah fidelity to objective reality. Atau dengan bahasal atinnya: edaequatiointelectuset rei (kesesesuaian pikiran dengan kenyataan)

[ Teori ini dianut oleh aliran realis. Pelopornya Plato, Aristoteles dan Moore. Dikembangkan lebih lanjut oleh IbnuSina, Thomas Aquinas diabad skolastik, serta oleh Bertrand Russel pada abad Modern.

[ Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori korespondensi ini.

Teori Koherensi

Ø Teori koherensi (The Coherence Theory of Truth) menganggap suatu pernyataan benar bila didalamnya tidak ada pertentangan, bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar.

Ø Dengan demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika pernyataan itu dilaksanakan atas petimbangan yang konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima kebenarannya.

Ø Rumusan kebenaran adalah, truth is a systematic coherence, dan truth is consistency.

Ø Jika A = B dan B = C, maka A = C.

Ø Logika matematik yang deduktif memakai teori kebenaran koherensi ini. Logika ini menjelaskan bahwa kesimpulan akan benar, jika premis-premis yang digunakan juga benar. Teori ini digunakan oleh aliran metafisikus-rasionalis dan idealis.

Ø Teori ini sudah ada sejak praSocrates, kemudian dikembangkan oleh Benedictus Spinoza dan George Hegel.

Ø Suatu teori dianggap benar apabila telah dibuktikan (justifikasi) benar dan tahan uji (testable). Kalau teori ini bertentangan dengan data terbaru yang benar atau dengan teori lama yang benar, maka teori itu akan gugur atau batal dengan sendirinya

Teori Pragmatisme

> Teori pragmatisme (the pragmatic theory of truth) menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia.

> Kaum pragmatis menggunakan criteria kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), dan akibat yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang mutlak/tetap, kebenarannya tergantung pada kerja, manfaat dan akibatnya

> Akibat/hasil yang memuaskan bagi kaum pragmatis adalah:

1. Sesuai dengan keinginan dan tujuan

2. Sesuai dan teruji dengan suatu eksperimen

3. Ikut membantu dan mendorong perjuangan untuk tetap eksis (ada).

Teori ini merupakan sumbangan paling nyata dari para filsup Amerika. Tokohnya adalah Charles S. Pierce (1839 –1914) dan diikuti oleh William James dan John Dewey ( 1859 –1952 ).

Agama sebagai teori kebenaran

Ø Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan akal, budi, fakta, realitas dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan.

Ø Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia dapat mencari dan menemukan kebenaran melalui agama.

Ø Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.

Ø Agama dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran.

PENALARAN: SARANA BERPIKIR ILMIAH

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Penalaran adalah suatu proses berpikir dalam muerumuskan pengetahuan. Penalaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir penalaran memiliki ciri-ciri logis dan analitik. Berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau logika tertentu, Berpikir analitik adalah kegiatan berpikir dengan konsekuensi suatu pola pikir atau langkah-langkah tertentu.

Filsafat ilmu membagi cara kerja logika dalam dua bentuk, cara berlogika yang dimaksud adalah logika matematika dan logika statistik. Perbedaan antara logika matematika dan logika statistik terletak pada cara kerja logika yang digunakan. Logika matematika menggunakan deduksi/rasio, sedangkan logika statistik menggunakan induksi/empirik.

Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyususn argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Deduktif adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan. Dan sebuah kesimpulan.

ESTETIKA (Sebuah Kajian Teoretis Interpretatif)

Estetika dapat didefinisikan sebagai sebuah teori yang menelaah dan membahas tetang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Tanggapan terhadap seni merupakan perasaan intuisi yang mengobjektifikasi keindahan rasa nikmat sebagai hasil tanggapan akali dan merupakan ekspresi pengalaman.

Tanggapan mengenai nilai sebuah seni atau keindahan (estetik) biasa berbeda antara seseorang dengan orang yang lainnya. Penentuan nilai estetik ini sangat bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh pengalaman yang kemudian diolah oleh akal masing-masing. Dalam menentukan nilai sebuah estetik, seseorang meneruskan apa yang telah diinderainya ke dalam hatinya. Kondisi hati sangat mempengaruhi penilaian. Pengalaman batinnya akan menyatakan penerimaan atau penolakan terhadap hasil penginderaan tersebut. Dari hati diteruskan lagi pada otak. Otak memproses informasi dari hati tadi dan menganalisisnya melalui proses berpikir sehingga menghasilkan satu kesimpulan dia menyukai atau tidak, menerima itu sebagai estetik atau bahkan menolaknya.

Agar terjadi keseimbangan dalam menampilkan sebuah karya seni, pelaku seni akan dianggap sangat bijaksana bila seni yang dihasilkannya berpatokan pada norma-norma atau etika yang hidup dalam masyarakatnya, baik etika agama, adat, maupun etika bermasyarakat.

Bila setiap pelaku seni menggunakan etika ini sebagai pembatas (bingkai), maka seni yanag dihasilkan akan dapat dinikmati masyarakat tanpa menimbulkan ekses negatif. Perlu pula diingat bahwa seni hanya akan bisa menyentuh jiwa penikmatnya hingga menimbulkan kepuasan bila seni itu muncul dari jiwa penciptanya. Lebih dari itu, bagi umat Islam, apapun yang dikerjakan haruslah bernilai ibadah. Termasuk juga dalam mengekspresikan pengalaman dalam karya seni. Seni yang dihasilkan harus bermuatan syi’ar dan berisi amar ma’ruf nahyi munkar.

Sabtu, 16 Mei 2009












Lingkungan SMPN 11 Cirebon